Puisi Perantau (7) - oswyth

just an ordinary blog with some abstract idea of my mind

Home Top Ad

WELCOME

Saturday, March 16, 2024

Puisi Perantau (7)


Padington





Di sini aku, sungai dan hujan terjebak.

Percik sinar sore terhampar luas di perairan dangkal itu.

Terlintas jelas dalam angan, anjing kecilku.

Padington namanya lebih tepatnya Paddington.

Ya kurang satu huruf tidak begitu berarti dengan kehilangannya berhari - hari.

Indah namanya terinspirasi dari film favorit kami, Paddington.

Terkesan terlalu klise, mungkin (?)

Tapi tulisan ini bukan tentang namanya.

Ini tentang keberadaannya yang sudah menjelma menjadi ketiadaan.

Bak bintang timur, sinarnya tidak sama dengan kebanyakan bintang di langit. 

Dia mungkin bukan seperti peliharaan lain yang orang sukai, dia bukan anjing yang tergolong pintar di mata ilmuwan, tapi dia telah menjadi benih kecil kami.

Segala amarah diredahi oleh keberadaannya. Lembut tatapannya memerintah kami menyudahi pertengkaran.

Apapun keadaannya sejauh mana kaki melangkah takan pernah terhapus cerita kami tentang Padington.

Beriuh angin membawa kabar memberitakan ramalan dan kepercayaan menganggap dia pergi untuk sebuah pengorbanan, tapi tidak semudah itu kami menghargainya.

Ibarat bayangan dengan tuannya dia menjadi bagian dari hidup kami, sudah menjadi alasan kami bercerita panjang lebar setiap malamnya.

Kehadirannya di tengah kami seperti buah hati yang selalu ada, tidak terlepas dari tingkahnya yang kadang memusingkan.

Jika bisa didefinisikan, dia merupakan arti dari ketulusan.

Kehadirannya hari itu di bawah kaki kursi di kampung kecil itu, duduk meliuk menebarkan energi yang sama, seolah-olah meminta bagian penting dalam istana hati, dirinya pasti akan menjadi bagian terpenting dalam hidup kami.

Corak hitam kecokelatan yang indah akan selalu menjadi panorama abadi kemanapun hidup tertuju. 

Ini kisah anak kami, Padington.


(Stevano Oswyth dan Angelina Rini, 2024)


Note: didedikasikan untuk Padington

Jenis puisi: romansa